Anton Yudhana, S.T., M.T., Ph.D. Mengantarkan Tim PKM-KC FTI UAD “SI SARPIN” Lolos Pendanaan PKM DIKTI 2018
(FTI Press) Puji syukur kepada Allah SWT, karena rahmatnya kami telah diberikan kesempatan yang sangat besar dimana, Kemenristekdikti telah menyetujui proposal mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta yang tergabung dalam kelompok Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC). Mahasiswa tersebut ialah Ahmad Yogaswara, Iqbal Cahya Kurniawan(Teknik Elektro), Ferosa Ardina Wardani (Fakultas Kesehatan Masyarakat) serta Dosen yang menjadi pendamping penelitian adalah Anton Yudhana, S.T., M.T., Ph.D.
Ketiga mahasiswa tersebut berinovasi untuk membuat kursi roda yang bisa dikendalikan oleh sarung tangan yang berfungsi mempermudah penyandang dissabilitas melakukan aktivitas sehari-hari. Alat itu diberi nama “Si Sistem Sarung Tangan Pintar Sebagai Pengendali Kursi Roda” (SI SARPIN). Menurut ketua tim, Ahmad Yogaswara, gagasan untuk membuat Si Sarpin dilatarbelakangi oleh belum maksimalnya penyandang dissabilitas memperoleh fasilitas umum. “Saudara kita penyandang dissabilitas mengalami kesulitan daripada masyarakat pada umumnya sebab mereka memiliki hambatan dalam mengakses fasilitas umum. Seperti kurangnya akses layanan transportasi, bangunan, pendidikan, dan pekerjaan merupakan beberapa contoh yang menjadi penghambat dalam kehidupan sehari-hari saudara kita penyandang dissabilitas” terang Ahmad. Berdaasarkan Sensus penduduk tahun 2010 saat ini terdapat 10,6 juta penduduk penyandang dissabilitas. Sedangkan menurut SUSENAS BPS tahun 2012 penyandang disabilitas tercatat 6.008.661 jiwa. Berdasarkan Data BPS, Agustus 2016, Penduduk Usia Kerja Indonesia mencapai 189.096.722 juta orang, diantaranya terdapat sebanyak 22.563.392 orang adalah penduduk usia kerja yang memiliki gangguan (disabilitas), terdiri laki-laki 10.333.806 orang dan perempuan 12.229.586 orang.
Peningkatan kualitas fasilitas umum dan terobosan-terobosan dari pemerintah terhadap penyandang dissabilitas yang masih menganggur merupakan sebuah langkah bahwa pemerintah serius untuk menyejahterahkan penyandang dissabilitas sedangkan penyandang dissablitas bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik. Dunia teknologi pada saat ini yang semakin maju tentunya bukan hanya gadget yang mengalami kemajuan tentunya dari bidang kesahatan pun harus ada kemajuan. “Jika melihat kursi roda yang sering dijumpai oleh kita sehari-hari belum terlalu efektif untuk penyandang dissabilitas maupun tim medis.karena tim medis memerlukan waktu secepat mungkin untuk memindahkan pasien ke ruang medis agar bisa ditangani oleh dokter” papar Ferosa.
Hadirnya Si Sarpin akan membantu penyandang dissabilitas dan tim medis baik dalam hal aktivitas sehari-hari maupun kinerja tim medis. Selain itu waktu yang digunakan lebih efisien dan Stamina yang dikeluarkan tidak terlalu besar. “Sebenarnya tujuan kami membuat Si Sarpin selain memberi kemudahan bagi penyandang dissabilitas dan dunia kesehatan adalah untuk memberi kesadaran terhadap kaum muda agar tergerak hatinya untuk membantu saudara kita penyandang dissabilitas. Sudah saatnya kita pemuda indonesia berkarya untuk negeri ini, demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa terkecuali dengan teknologi yang diciptakan sendiri” papar ketua tim, Ahmad Yogaswara. /(ns)