PPTTG UAD Study Banding ke TPST UNDIP
(FTI Press) PPTTG (Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna) merupakan pusat studi yang berada di bawah Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Pada Kamis, 26 Oktober 2017 mengunjungi TPST (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu) Universitas Diponegoro (Undip) yang berlokasi Semarang, Jawa Tengah. Kunjungan ini bertujuan untuk studi banding mengenai pengelolaan sampah kampus.
Perwakilan dari UAD mayoritas dari dosen Fakultas Teknologi Industri (FTI) di antaranya Zahrul Mufrodi, S.T., M.T. (selaku ketua PPTTG dari dosen Teknik Kimia), Titisari Juwitaningtyas, STP., M.Sc. (dosen Teknologi Pangan), Ika Dyah Kumalasari, Ph.D. (Dosen Teknologi Pangan), Utaminingsih Linarti., S.T., M.T. (dosen Teknik Industri), Okka Adiyanto, STP., M.Sc. (dosen Teknik Industri), dan Gita Indah Budiarti, S.T., M.T. (dosen Teknik Kimia) “Saat ini memang belum ada upaya edukasi maupun pengelolaan secara terpadu untuk sampah kampus di UAD, sehingga yang diharapkan adalah masyarakat kampus (civitas akademika) memiliki kepedulian akan lingkungan dan memiliki kultur modern terhadap sampah,” ungkap Titis selaku anggota PPTTG UAD.
Permasalahan mengenai sampah memang sering ditemui, akan tetapi pengolahan sampah dengan sentuhan teknologi akan lebih bermanfaat. “Mengolah sampah dengan sentuhan teknologi, sehingga sampah dapat di rubah kebermanfaatannya menjadi sumber energi ataupun sumber daya lain yang bernilai guna tinggi,” papar Titis.
Dari kunjungan tersebut, dapat mengetahui sistem pengelolaan sampah terpadu di kampus berikut dengan kendala dan tantangan yang dihadapi. “Saya yakin dengan dukungan dari segenap pihak, UAD mampu menjadi lebih baik dan terwujud cita-cita sebagai green campus university. Harapannya UAD mempunyai sistem yang terpadu dan berkelanjutan untuk pengelolaan sampah kampus dengan aplikasi teknologi, sehingga sampah dapat dikonversi menjadi energi, pupuk, atau yang lainnya dan dapat memberikan sumbangsih kepada masyarakat sebagai icon and the center of excellence dalam permasalahan sampah masa depan,” tungkas Titis dosen Teknologi Pangan. (sch).