Rizky Gusti Pratiwi Lulusan Terbaik FTI UAD Wisuda Periode Maret 2018 Meraih IPK 3,94
(FTI Press) Rizky Gusti Pratiwi, seorang mahasiswi yang berasal dari Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, saya adalah putri dari Bapak Zulkarnain ST. Pangulu dan Ibu Syahnawia Alting. Menjadi salah satu mahasiswa berprestasi Universitas Ahmad Dahlan sama sekali tidak pernah terlintas di pikiran saya ketika menginjakan kaki di UAD, tetapi Alhamdulillah Allah SWT maha segalanya dengan terus bertawakal dan berikhtiar saya bisa menyandang gelar mahasiswa berprestasi selama menempuh ilmu di teknik kimia kurang lebih 3,5 tahun ini.
Semua yang saya peroleh tentunya tidak mudah, banyak rintangan dan hambatan yang harus saya lalui untuk mendapatkan semua itu. Selain itu juga doa dan restu orang tua sangat berperan dalam hal ini. Tahun 2014 adalah tahun dimana saya mengenal dunia engineering and I was Excited karena bisa berkenalan dengan mahasiswa yang berasal dari bagian indonesia lainnya, dari SMA saya memang sudah sangat tertarik dengan dunia engineering kimia khususnya, dengan bekal jurusan IPA saya berani untuk mewujudkan keinginan saya untuk ambil jurusan Teknik Kimia. Dalam menyelesaikan 7 semester di Teknik Kimia UAD, semester yang paling berat untuk saya jalani yaitu pada semester 5 dan 7.
Tahun 2016/2017 merupakan tahun emas bagi saya karena Alhamdulillah saya diberikan kesempatan untuk menyelesaikan 1 semester di Universiti Malaysia pahang dengan beasiswa full credit transfer (Student Exchange) dari DIKTI. Shock Lesson merupakan masalah utama yang saya alami ketika masuk ke Dunia Pendidikan Malaysia, saya harus survive pada 6 mata kuliah dengan sistem pengajaran internasional dan grade yang tinggi, pernah terlintas dipikiran saya untuk pulang di tengah perjalanan, namun saya sadar saya harus menyelesaikan apa yang telah saya mulai. Alhamdulillah selama disana teman-teman dari malaysia, china, dan india selalu mensuport saya dan membantu saya ketika mengalami kesulitan dalam belajar.
Beranjak ke semester 7, saya pikir semester 5 adalah semester yang tersulit bagi saya tetapi kemudian saya salah. Kenapa ? karena di semester 7 merupakan puncak usaha saya untuk memperoleh gelar ST. Di semester 7 saya harus mengambil KKN, Skripsi dan 18 SKS dalam waktu yang bersamaan, setiap hari saya harus masuk kampus jam 07:00 siangnya saya harus bimbingan skripsi, dan sore hingga malam saya harus melaksanakan KKN bahkan saya belum bisa tidur ketika pulang KKN karena harus merevisi skripsi dari dosen pembimbing, jika saya malas sedikit saja mungkin saya tidak akan menulis tulisan ini.
Saya sadar saya bukan berasal dari keluarga yang high economy sehingga saya ingin mengakhiri masa study saya dengan cepat agar tidak membebani kedua orangtua saya dalam hal pendidikan lagi, saya juga kadang sering mengeluh namun langsung terlintas dipikiran saya bahwa apakah orang tua saya pernah mengeluh ketika membiayai saya kuliah ? tidak kan ? seketika itu saya langsung bangun dan menyelesaikan semuanya. Saya yakin Allah SWT tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Q.S. Al-Baqarah : 286). Saya menjalani akhir semester saya dengan meningkatkan cara belajar saya dan juga melakukan time management dan itu membuat saya lebih terjadwal dalam menjalani masa-masa tersulit saya. Terlepas dari kedua semester itu, seperti mahasiswa normal lainnya saya menghabiskan waktu kuliah saya dengan belajar bersama sahabat-sahabat saya mereview mata kuliah yang diberikan dosen, menjalani praktikum yang begitu banyak, dan hangout bersama sahabat.
Prinsip hidup yang saya tanam selama kuliah yaitu jangan pernah belajar untuk mendapatkan IPK tinggi, namun belajarlah karena ingin memperoleh pengetahuan karena ketika ilmu itu kita genggam maka dengan sendirinya IPK tinggi juga akan kita genggam, manusia hanya bisa berencana dan berusaha namun Allah SWT yang maha menentukan maka jangan pernah tinggalkan sholat dan tetap dekat dengan Allah. Percayalah hasil tidak akan pernah menghianati usaha dan orang yang hebat tidak dihasilkan dari proses yang biasa-biasa saja. Keberhasilan saya tentunya tak luput dari kedua orangtua saya dan dosen-dosen terhebat saya yang selalu memberikan support dan motivasi sehingga saya bisa memperoleh semua ini. /(ns)