Pelatihan Pemanfaatan Minyak Jelantah Menjadi Barang Yang Bernilai Ekonomi
(FTI News) Minyak goreng yang digunakan berulang kali (“jelantah”) mengandung senyawa berbahaya yang dapat merusak kesehatan. Minyak jelantah mengandung lemak jenuh/kolesterol jahat yang lebih banyak. Beberapa penyakit yang bisa timbul jika terbiasa mengkonsumsi makanan yang digoreng dengan jelantah, antara lain adalah tumor, kanker, dan penyakit degeneratif lainnya.
Dosen Fakultas Teknolgi Industri Universitas Ahmad Dahlan (FTI UAD) yang terdiri dari Dr. Martomo Setiawan, S.T., M.T., Ibdal, S.Si., M.Sc., Ph.D., dan Adi Permadi, S.T., M.T., Ph.D. melakukan Pengabdian Masyarakat regular pada Sabtu 19 Juni 2021 dengan melakukan pelatihan bagi karyawan perusahaan Catering Ar Ruzz dan warga Muhammadiyah Kargilan Sidomoyo Godean Sleman Yogyakarta. Pelatihan ini dalam bentuk pengolahan minyak jelantah menjadi sabun maupun lilin aroma terapi.
Minyak bekas atau minyak jelantah merupakan minyak yang telah rusak dan mempunyai angka peroksida tinggi. Apabila dicampurkan dengan minyak baru maka dapat meningkatkan angka peroksida dari minyak tersebut.
Namun bagi kalangan yang kreatif, limbah minyak goreng jelantah justru menjadi prospek bisnis yang cerah dan daya kompetisi nya tergolong rendah.
Disamping itu upaya pengolahan minyak jelantah, bisa memberikan manfaat bagi manusia, seperti mencegah kerusakan lingkungan hidup, bisa menjadi sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan, dan juga menambah pendapatan masyarakat melalui produksi kreatif seperti pembuatan sabun padat dan lilin aroma terapi. “Terang Martomo”
/(ns)