Tim Program Pengabdian Masyarakat UAD Melakukan Pelatihan Membatik, Ergonomi Kerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
(FTI Press) Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Tunas Karya merupakan salah satu UMKM yang berlokasi di Dukuh Gumawang, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. UMKM ini bergerak dalam usaha kerajinan kayu. Dalam proses produksinya, UMKM ini masih mengalami beberapa kendala antara lain rumah produksi yang digunakan masih dirancang dengan sederhana dan belum mempertimbangakan faktor ergonomi dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Selain itu, pada proses pembatikan produk kayu yang masih belum bisa dilakukan sendiri, UMKM ini harus melakukan subkontrak ke pihak lain di Bantul.
Tidak sedikit memang pelaku UMKM yang sebelumnya merupakan pelaku usaha secara mandiri. Namun, melalui pelatihan UMKM diharapkan pelaku usaha tersebut dapat meningkatkan produktivitas dengan meningkatkan keterampilan dalam proses produksi maupun dengan peningkatan manajerial. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka Tim Program Pengabdian Masyarakat (PPM) Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan (FTI UAD) yang beranggotakan dosen dari Prodi Teknik Industri, melakukan pengabdian masyarakat, di Dukuh Gumawang, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul.
Pengabdian masyarakat ini berupa penyuluhan tentang ergonomi di lingkungan kerja oleh Wandhansari Sekar Jatiningrum, S.T., M.Sc dan penyuluhan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja oeh Endah Utami, S.T., M.T., sedangkan Fatma Hermining Astuti, S.T., M.Sc juga memberikan penyuluhan yang berkaitan dengan implementasi 5S di memelihara ketertiban, efisiensi, dan disiplin di lokasi kerja sekaligus meningkatan kinerja perusahaan secara menyeluruh.Selain itu, pelatihan proses membatik pada kerajinan kayu juga diberikan kepada Ibu-ibu di lingkungan UMKM Tunas Karya.
Hasil dari kegiatan ini antara lain memberi pemahaman bagi pekerja pada bagian produksi di UMKM Tunas Karya mengenai pentingnya mengimplemantasikan 5S, K3, dan ergonomi di lingkungan kerja. Dengan adanya pelatihan proses membatik, diharapkan UMKM Tunas Karya dapat melakukan proses membatik sendiri pada produk kerajinan kayu yang dihasilkan tanpa harus melakukan subkontrak kepada pihak lain. Hal ini akan membuat target produksi menjadi lebih terkendali. Selain itu, UMKM Tunas Karya juga dapat menjadi usaha yang padat karya dan bermanfaat bagi warga sekitar melalui pemberdayaan warga untuk proses membatik. “Terang Fatma Hermining Astuti, S.T., M.Sc.”
/(ns)