Cetak Sarjana Teknik Berkualitas dan Berkompetensi Unggul Melalui Sistem CDIO
Foto : Workshop CDIO Singapore Polytechnic International di UAD
Bertempat di Kampus 3 Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, FTI UAD menyelenggarakan Workshop CDIO dengan agenda “In- Country Workshop on Development of Action Plan”. Workshop ini berlangsung dari hari selasa sampai kamis (26-28 November 2013). Memasuki ASEAN Economic Community (AEC), Indonesia tentu harus mampu bersaing dengan negara lain, sehingga perguruan tinggi perlu menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkompetensi serta berkualitas Internasional agar mampu bersaing dengan Negara – Negara asing. Tidak terkecuali bagi para calon insinyur atau sarjana teknik di Fakultas Teknologi Industri UAD di masa yang akan datang.
Untuk menjawab tantangan global tersebut, FTI UAD bersama Singapore Polytechnic International (SPI) menggelar workshop guna mempersiapkan para insinyur muda masa depan yang berkualitas, ungkap Prof . Sarbiran, M.Ed, Ph.D. (Wakil Rektor IV UAD) Pada acara pembukaan workshop besutan Temasek Foundation (TF) yang membahas, sistem Conceive Design Implement Operate (CDIO) menjadi jawaban utama guna untuk mempersiapkan para calon insinyur muda untuk menghadapi persaingan global. Workshop yang berlangsung selama 3 hari ini, dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor IV Universitas Ahmad Dahlan Prof. Sarbiran, M.Ed., Ph.D., nampak hadir dalam pembukaan acara tersebut Dekan FTI Kartika Firdausy, S.T., M.T., Wakil Dekan FTI Endah Sulistiawati, S.T., M.T., serta Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI), Ida Puspita, M.A.
Workshop CDIO ini penyelenggaraannya juga didukung oleh Temasek Foundation, Singapore Polytechnic International, Universitas Ahmad Dahlan, dan Kantor Urusan Internasional (KUI) UAD, dengan menghadirkan Fasilitator Dr. Linda Lee. dari Singapore Politechnic International dan Wong Huey Khey (International Affair). Dr. Linda Lee mengulas lebih jauh tentang strategi pembelajaran student center learning. CDIO merupakan sistem pembelajaran yang menekankan pada ilmu-ilmu dasar keteknikan yang disajikan dalam kondisi nyata di lapangan untuk menciptakan suatu sistem atau produk. Selama ini mahasiswa hanya diajarkan untuk menyelesaikan kasus secara individu, padahal dalam dunia nyata nantinya setiap lulusan teknik akan bekerjasama dengan beberapa lulusan lainnya untuk menyelesaikan suatu kasus untuk mencari solusi yang tepat.
Sistem pembelajaran model CDIO ini akan menambah rasa percaya diri para lulusan Teknik, ketika nanti setelah lulus mereka terjun di masyarakat luas. Sistem CDIO sendiri nantinya membekali setiap mahasiswa untuk memiliki kemampuan yang cepat dan tepat dalam menyelesaikan suatu kasus baik secara individu maupun kelompok, terutama dalam menghadapi berlakunya ASEAN Economic Community (AEC) yang nantinya akan diberlakukan sistem perpindahan tenaga – tenaga ahli antar Negara.
Di tempat terpisah Eko Aribowo, S.T., M.Kom. (Ketua Panitia). Menambahkan, bahwa CDIO ini lebih terintegrasi dalam menyusun kurikulum mata kuliah yang digabungkan menjadi sebuah project, kalau di Indonesia lebih dikenal dengan implementasi kurikulum berbasis kompetensi dan sinergi, dengan kerangka kerja Kompetensi Nasional Indonesia sedangkan sistem CDIO sudah diterapkan di Singapura, sehingga diharapkan nanti para lulusan sarjana teknik siap pakai di dunia kerja serta mampu bersaing dengan sarjana luar negeri. Ditambahkan pula dengan mengadopsi CDIO ini diharapkan lulusan teknik di Indonesia bisa lebih terarah dalam melakukan perbaikan suatu sistem yang sudah ada saat ini, serta sangat diharapkan para insinyur di Indonesia harus memiliki soft skill yang standar sesuai dengan sistem yang ada di Negara lain.
Workshop yang dihadiri dosen FTI UAD serta perwakilan dari staf pengajar PTM Yogyakarta dan Jawa Tengah ini secara resmi ditutup oleh ketua panitia Eko Aribowo, S.T., M.Kom. sekaligus penyerahan cinderamata secara simbolis dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta kepada Dr. Linda Lee dan Wong Huey Khey.
(ns)