Potensi Energi Baru Terbarukan Menjadi Tantangan untuk Dikembangkan Menjadi Energi yang Solutif dan Ramah Lingkungan
(FTI News) Program Studi Teknik Elektro Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bekerja sama dengan Embedded Systems and Power Electronics Research Group (ESPER G) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP),menyelenggarakan Workshop World Class Professor 2022 hari kedua pada Rabu, 30-11-2022. Bertempat di Hotel Satoria Yogyakarta, acara juga digelar secara daring melalui Zoom Meeting.
Tema yang diusung pada agenda hari kedua yaitu “Power Electronics Converter for Renewable Energy Applications” atau “Konverter Daya untuk Aplikasi Energi Terbarukan”. Prof. Suroso menyampaikan tentang berbagai potensi energi baru terbarukan (EBT) yang cukup besar dimiliki oleh Indonesia. Beberapa di antaranya adalah mini/micro hydro sebesar 450 MW, Biomass 50 GW, energi surya 4,80 kWh/m2/hari, energi angin 3?6m/det, serta energi nuklir 3 GW.
Melihat potensi energi terbarukan Indonesia memiliki Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang cukup besar diantaranya, mini/micro hydro sebesar 450 MW, Biomass 50 GW, energi surya 4,80 kWh/m2/hari, energi angin 3-6 m/det dan energi nuklir 3 GW.
Salah satu contoh Pembangkit Listrik Tenaga Surya / PLTS adalah sebuah konversi energi dari sinar matahari (surya) menjadi energi listrik yang menggunakan Panel Surya. PLTS bisa menjadi alternatif solusi untuk mendapatkan energi listrik di masa depan dan tentu saja ramah dengan lingkungan.
Melihat peluang ini kita sebagai dosen Teknik Elektro wajib membaca peluang usaha pembangkit listrik terbarukan tersebut, karena dimasa mendatang akan tumbuh secara pesat. Banyak sekali ide kreatif yang diciptakan dosen seperti mengembangkan modul panel surya, inverter, sistem pengaman yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan industri maupun perumahan. “Terang Prof. Suroso.
/(ns)