Prof. Imam Robandi : Refleksi Tahun 2013 Untuk Menyongsong Perubahan Pada Tahun 2014
Foto : Seminar Prof. Dr. Eng. Ir. Imam Robandi, M.T. di Auditorium Kampus 3 Universitas Ahmad Dahlan
(FTI UAD) Dalam rangka meningkatkan kinerja dosen sebagai akademisi di era globalisasi, Fakultas Teknologi Industri dengan dukungan penuh Universitas Ahmad Dahlan menyelenggarakan seminar dengan bertajuk “Peningkatan Kinerja Tri Dharma Perguruan Tinggi “. Seminar diselenggarakan di Ruang Auditorium Utama Kampus 3 dengan dihadiri Dr. Muchlas., M.T. (Wakil Rektor I), Kartika Firdausy, S.T., M.T. (Dekan FTI), Endah Sulistiawati, S.T., M.T. (Wakil Dekan FTI), Rosyidah, M.Kes. ( Dekan FKM), dosen FTI, serta dosen-dosen fakultas di lingkungan kampus 3, yaitu FKM, FFarmasi, dan FMIPA .
Acara yang diselenggarakan pada hari Kamis 19 Desember 2013 ini menghadirkan guru besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Prof. Dr. Eng. Ir. Imam Robandi, M.T. Dalam presentasinya, Imam Robandi memaparkan bahwa dosen merupakan pilar utama di lembaga pendidikan tinggi yang harus aktif berkembang sehingga dosen dituntut untuk mau menulis, baik itu menulis jurnal maupun menulis buku walaupun dalam keadaan sesibuk apapun. Kalau dosen hanya pasif tidak pernah menulis, ibarat pepatah macan ompong yang tidak pernah mengasah taringnya untuk bertarung. Istilah macan ompong yang diutarakan Imam Robandi ini sebagai cambuk agar setiap dosen diharapkan mampu mengasah kreativitas, serta menumbuhkan semangat tanpa batas (STB). Dalam buku beliau berjudul “Becoming The Winner : Riset Menulis Ilmiah, Publikasi Ilmiah, dan Presentasi”, diuraikan bahwa menulis ilmiah adalah bagian dari menyampaikan hasil karya ilmiah. Sebaik apapun hasil karya, kalau tidak dapat menyampaikannya ke dalam tulisan secara sistematik, maka sebagian misi akan menjadi gagal. Berlatihlah dan menulislah setiap ada kesempatan. Ditambahkan pula setiap dosen harus bisa memulai perubahan dari hal yang terkecil misalnya menghasilkan karya-karya penelitian dari laboratorium, sehingga dosen akan lebih berkualitas serta menuai kesuksesan untuk menghadapi perubahan di era penuh tantangan ini. Presentasi beliau yang berjudul: “Universities Networking and Challenges” diharapkan dapat berimbas pada mindset para dosen agar memiliki spirit perubahan, mengisi waktu dengan maksimal dan penuh makna untuk melakukan revolusi diri dan lingkungan. “Hanya mereka yang mau capek dan repot yang bakal menuai kesuksesan. Siapa menanam, bakal memanen”, ujar Prof. Robandi.
Prof. Imam Robandi saat ini juga menjadi salah seorang Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah. Pioner perubahan di Muhammadiyah yang sangat aktif menulis buku ini selalu mengekplorasi mindset berfikirnya. Salah satu buku menarik yang beliau tulis pada tahun 2012 adalah : At-Taghyir Wal Harakah (Change and Movement). Buku tersebut menggambarkan perjalanan beliau bertemu dengan para fighter sejati di Muhammadiyah dalam rangka membranding sekolah Muhammadiyah. Salah satunya, ustadz Rokhailis (vice principal SDM 10 Banjarmasin) yang bertekad bulat: “haram manyarah waja sampai kaputing” yang berarti tidak akan menyerah sampai tujuan tercapai. Dengan keunggulan kecepatan atau high speed movement dan agresivitas sebagai ciri khas, beliau benar-benar bisa menjadi pelopor dan pencipta real change and movement perjalanan da’wah pendidikan Muhammadiyah di Indonesia, sehingga buku tersebut menjadi inspirasi bagi aktivis pendidikan untuk menjadikan yayasan pendidikannya siap untuk bertarung di kancah nasional atau bahkan di kancah internasional .
Kartika Firdausy dalam sambutannya menyampaikan bahwa berdasar data dari LPP UAD tentang evaluasi kinerja penelitian dosen-dosen UAD menunjukkan kinerja dosen di lingkungan Fakultas Teknologi Industri, terutama pada aspek penelitian masih perlu ditingkatkan. Selama ini, indikator yang digunakan dalam pengukuran kinerja dosen adalah melalui Indeks Kinerja Dosen (IKD), baik IKD semesteran maupun tahunan.
Dr. Muchlas, M.T., menambahkan bahwa UAD dalam setengah abad perjalanannya masih perlu pembenahan kualitas sumber daya manusianya secara bertahap, misalnya masih banyaknya fakultas yang belum memiliki guru besar, masih ada dosen yang belum memiliki jabatan akademik, sehingga setiap fakultas di lingkungan UAD dituntut untuk meningkatkan kinerja dosen serta kualitas sumber daya manusia dengan melakukan perubahan secara mendasar.
(ns)